Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Antara Urang, Maranéh, jeung Maranéhna, (Kata Ganti Orang Jamak dalam Bahasa Sunda)

Memperhatikan anak muda Bandung dewasa ini makin dinamis. Percampuran budaya yang terjadi, terutama di kalangan mahasiswa dan pelajar SMA, dalam bidang bahasa menjadikan Bahasa Sunda semakin berkembang. Kata yang dipergunakan dalam bahasa sehari-sehari sudah mencampuradukkan kelas bahasa. Undak usuk basa sudah tidak dikenal oleh generasi Z (kelahiran tahun 1996 – 2015) dan generasi alpha (kelahiran tahun 2016). Jikapun ada yang mengajarkan itu hanya sebatas di dalam pelajaran Bahasa Sunda di sekolah, yang ini pun seringkali dianggap pelajaran kelas pinggiran alias tidak mendapatkan perhatian khusus dari para siswa. Lebih lagi pelajaran bahasa dan sastra daerah tidak menentukan kelulusan siswa. Belajar Basa Sunda, bagi sebagian banyak orang, dianggap susah karena banyak aturan dan kata yang dipergunakan untuk menyebutkan satu subjek. Sebagaimana diketahui bahwa dalam Basa Sunda terdapat undak usuk basa , yaitu tingkatan basa yang pemakaiannya disesuaikan dengan siapa seseorang melakuk

Antara Anjeuna jeung Manéhna, (Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal dalam Bahasa Sunda)

Memperhatikan anak muda Bandung dewasa ini makin dinamis. Percampuran budaya yang terjadi, terutama di kalangan mahasiswa dan pelajar SMA, dalam bidang bahasa menjadikan Bahasa Sunda semakin berkembang. Kata yang dipergunakan dalam bahasa sehari-sehari sudah mencampuradukkan kelas bahasa. Undak usuk basa sudah tidak dikenal oleh generasi Z (kelahiran tahun 1996 – 2015) dan generasi alpha (kelahiran tahun 2016). Jikapun ada yang mengajarkan itu hanya sebatas di dalam pelajaran Bahasa Sunda di sekolah, yang ini pun seringkali dianggap pelajaran kelas pinggiran alias tidak mendapatkan perhatian khusus dari para siswa. Lebih lagi pelajaran bahasa dan sastra daerah tidak menentukan kelulusan siswa. Belajar Basa Sunda, bagi sebagian banyak orang, dianggap susah karena banyak aturan dan kata yang dipergunakan untuk menyebutkan satu subjek. Sebagaimana diketahui bahwa dalam Basa Sunda terdapat undak usuk basa , yaitu tingkatan basa yang pemakaiannya disesuaikan dengan siapa seseorang melakuk

Antara Manéh, Sia, jeung Anjeun (Kata Ganti Orang Kedua Tunggal dalam Bahasa Sunda)

Memperhatikan anak muda Bandung dewasa ini makin dinamis. Percampuran budaya yang terjadi, terutama di kalangan mahasiswa dan pelajar SMA, dalam bidang bahasa menjadikan Bahasa Sunda semakin berkembang. Kata yang dipergunakan dalam bahasa sehari-sehari sudah mencampuradukkan kelas bahasa. Undak usuk basa sudah tidak dikenal oleh generasi Z (kelahiran tahun 1996 – 2015) dan generasi alpha (kelahiran tahun 2016). Jikapun ada yang mengajarkan itu hanya sebatas di dalam pelajaran Bahasa Sunda di sekolah, yang ini pun seringkali dianggap pelajaran kelas pinggiran alias tidak mendapatkan perhatian khusus dari para siswa. Lebih lagi pelajaran bahasa dan sastra daerah tidak menentukan kelulusan siswa. Belajar Basa Sunda, bagi sebagian banyak orang, dianggap susah karena banyak aturan dan kata yang dipergunakan untuk menyebutkan satu subjek. Sebagaimana diketahui bahwa dalam Basa Sunda terdapat undak usuk basa , yaitu tingkatan basa yang pemakaiannya disesuaikan dengan siapa seseorang melakuk

Simpé

Léngkah manéhna atra ngolébat dina kongkolak mata Moal diudag sanajan kuring leuwih awas Leuh…. Ngan sakieu kawani nu ngagedur téh Nu ti harita geus ngaguruh jeroning dada   Imut manéhna mulas poé nalika hujan Moal dipupus sanajan kuring ngabatin Leuh…. Ngan sakieu kawani nu harita kakoncara Ayeuna kari ikhlasna ngaleupas manéhna   Peuting ieu manéhna datang ngétrok jandéla haté Hamo dibuka sanajan sono Leuh…. Keun rék diantep Sina jadi galindeng haté nu simpé   Yudi Hamzah, 2022

Antara Abdi, Kuring, Déwék, jeung Aing (Kata Ganti Orang Pertama Tunggal dalam Bahasa Sunda)

Jika kita perhatikan gaya berbahasa anak muda Bandung sekarang. Meski tidak semua namun cukup banyak yang telah menggunakan kata dan frasa dalam Basa Sunda. Salah satu yang sering terdengar, penuturnya berasal dari kalangan anak SMA dan Mahasiswa, adalah penggunaan kata ganti orang pertama tunggal dalam percakapan mereka. Entah mungkin karena dianggap gaul atau apa, tapi penggunaan kata yang kurang tepat ini menjadikan Basa Sunda tidak enak didengar. Kata ganti orang pertama tunggal yang dimaksud adalah “Aing”. Dalam Bahasa Sunda, aing ini masuk ke kategori bahasa kasar. Sebagaimana diketahui bahwa dalam Basa Sunda terdapat undak usuk basa, yaitu tingkatan basa yang pemakaiannya disesuaikan dengan siapa seseorang melakukan pembicaraan atau komunikasi lisan dan tulisan. Tingkatan yang pertama adalah basa lemes, yaitu bahasa yang dipergunakan oleh seseorang ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, lebih tinggi derajatnya, orang yang dihormati, atau orang yang baru dikenal. Tingkata