Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

SALAK - GEULIS

Mentari sudah hadir tatkala rembulan masih belum kembali ke peraduan Hangat api masih lebih hangat dari seduhan coklat Ini hanya rindu yang menggumpal serupa keju Seperti kopi yang lengkapi malam tadi   Terjal jalan batu yang terlewati semata untuk nikmati senja Di kaki Salak Syahdu senja itu sama dengan senja yang kau lihat Di kaki Geulis Batasan rindu tak kuasa halangi jarak dan waktu   Aku di Salak Kau di Geulis Berharap senja kembali hadir Untuk dinikmati berdua   Yudi Hamzah Bogor, 2022

Ramadhan Hari Kedua

Setelah dua tahun lamanya tanah air kita, malahan seluruh dunia, terimbas ganasnya pandemic Covid-19, sekarang kita bisa sedikit bernafas lega. Beberapa hari menjelang bulan Ramadhan keluar peraturan dari pemerintah yang menyebutkan bahwa di Ramadhan tahun ini umat Islam di tanah air bisa menyelenggarakan ibadah shalat tarawih berjamaah di masjid tanpa ada pembatasan dan penyekatan. Bahkan kuota full 100% diperbolehkan di masjid selama menerapkan protokol kesehatan yang berlaku, seperti telah divaksin dan menggunakan masker. Ramadhan kali ini jelas istimewa, kenapa bisa begitu? Karena setelah dua tahun akhirnya kita bisa merasakan kembali riuh rendahnya salawatan di masjid (meski ada pembatasan volume pengeras suara di masjid oleh mentri agama), keseruan ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka, khusyuknya tadarus di masjid, shalat tarawih berjamaah di masjid, hingga ramainya anak-anak dan remaja berkeliling kampung mulai jam 02.30 pagi untuk membangunkan warga untuk menyiapkan dan b

Hari Pertama Ramadhan

Ramadhan hari pertama, atau waktu menjelang hari pertama, memang selalu menyajikan beragam peristiwa yang luar biasa. Maksudnya selain memang sangat istimewa juga diluar dari kebiasaan. Istimewa layak disematkan karena peristiwa ini hadir sekali dalam setahun. Berbagai ritual dan kebiasan yang berlaku sejak jaman orang tua kita dulu kembali hadir, atau lebih tepatnya dihadirkan kembali. Kegiatan yang paling banyak dilakukan dilakukan adalan ziarah ke kuburan orang tua atau mereka yang telah mendahului kita meninggalkan dunia ini. Kegiatan ini sedikit banyak telah menggerakkan roda perekonomian warga sekitar. Mulai dari berjualan kembang aneka rupa dan warna, menjual makanan dan minuman ringan, tukang membersihkan makam, hingga petuga khusus untuk memimpin doa bagi peziarah yang masih terbata untuk memanjatkan doa. Ini semua telah memberi dampak positif. Sebuah dalil mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi manusia lainnya. Dari peristiwa ini kita bisa bel

Ironi Pagi Hari

  Aku melihat pejalan di kejauhan menyandarkan kakinya di trotoar Sedang duduknya di tanah merah sisa galian jalan Pandang nanar melihat ke seberang jalan Rombongan sosialita sehabis kalap belanja   Lain waktu aku melihat bocah memanggul plastik raksasa Tubuh mungilnya ketara ringkih mengangkut impian Air liur menetes saksikan kerumunan anak sekolah Rayakan kelulusan di resto mahal   Percayakah Kau ini terjadi di depan rumahku Di pekarangan rumahku Tidak jauh dari rumahmu   Terdorong Aku mengubah keadaan Tersadar Aku terjadi ketimpangan Sampai kapan ini akan terjadi Entah kapan semua akan berakhir   Percayakan pada usaha yang tak seberapa Serahkan pada doa yang terlantun tanpa paksa Iringi usaha dengan doa Biar Tuhan menilai semuanya   Jatinangor, 2021