Ironi Pagi Hari


 

Aku melihat pejalan di kejauhan menyandarkan kakinya di trotoar

Sedang duduknya di tanah merah sisa galian jalan

Pandang nanar melihat ke seberang jalan

Rombongan sosialita sehabis kalap belanja

 

Lain waktu aku melihat bocah memanggul plastik raksasa

Tubuh mungilnya ketara ringkih mengangkut impian

Air liur menetes saksikan kerumunan anak sekolah

Rayakan kelulusan di resto mahal

 

Percayakah Kau ini terjadi di depan rumahku

Di pekarangan rumahku

Tidak jauh dari rumahmu

 

Terdorong Aku mengubah keadaan

Tersadar Aku terjadi ketimpangan

Sampai kapan ini akan terjadi

Entah kapan semua akan berakhir

 

Percayakan pada usaha yang tak seberapa

Serahkan pada doa yang terlantun tanpa paksa

Iringi usaha dengan doa

Biar Tuhan menilai semuanya

 

Jatinangor, 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ole-olean

Pijat Bayi

Bioskop Dalam Kenangan