Hari Pertama Ramadhan
Ramadhan hari
pertama, atau waktu menjelang hari pertama, memang selalu menyajikan beragam
peristiwa yang luar biasa. Maksudnya selain memang sangat istimewa juga diluar
dari kebiasaan. Istimewa layak disematkan karena peristiwa ini hadir sekali
dalam setahun. Berbagai ritual dan kebiasan yang berlaku sejak jaman orang tua
kita dulu kembali hadir, atau lebih tepatnya dihadirkan kembali.
Kegiatan yang
paling banyak dilakukan dilakukan adalan ziarah ke kuburan orang tua atau
mereka yang telah mendahului kita meninggalkan dunia ini. Kegiatan ini sedikit
banyak telah menggerakkan roda perekonomian warga sekitar. Mulai dari berjualan
kembang aneka rupa dan warna, menjual makanan dan minuman ringan, tukang
membersihkan makam, hingga petuga khusus untuk memimpin doa bagi peziarah yang
masih terbata untuk memanjatkan doa. Ini semua telah memberi dampak positif.
Sebuah dalil mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat
bagi manusia lainnya. Dari peristiwa ini kita bisa belajar bahwa manusia yang
telah meninggal pun masih bisa memberi manfaat bagi manusia yang masih hidup,
dengan cara memberi jalan rejeki melalui kegiatan ziarah kubur.
Kegiatan
lainnya adalah makan-makan di siang hari di akhir bulan Sya’ban. Ini dilakukan
dengan pemikiran bahwa umat Islam tidak akan bisa makan dan minum di siang hari
pada bulan Ramadhan. Kecuali memang sedang dalam kondisi yang tidak
diperbolehkan untuk berpuasa, tetap saja makan minum di siang hari akan
“mengganggu” orang yang sedang berpuasa. Banyak istilah untuk menamakan
kegiatan ini, diantaranya adalah botram, papajar, mayor, papahare. Kegiatan
makan bersama ini biasanya dibarengi dengan silaturahmi dan saling meminta maaf
atas segala kesalahan, agar nanti di bulan Ramadhan semua menjalankan ibadah
dengan khusyuk.
Puasa hari
pertama identik juga dengan makan enak dan istimewa. Makan makanan yang di luar
kebiasaan. Maksudnya adalah di hari pertama Ramadhan kita akan makan makanan
yang tidak setiap hari ada. Bahkan beberapa makanan khas akan muncul terhidang
di meja makan. Sungguh suatu keistimewaan dalam beribadah, dimana kita akan
dimanjakan dengan berbagai makanan enak, setelah nantinya kita akan berpuasa
selama sebulan penuh. Nanti di akhir puasa kita akan bertemu dengan aneka
makanan enak lainnya, yaitu di hari raya Idul Fitri.
Komentar
Posting Komentar